Yayasan Giat Aksi Sejahtera

Logo gas PNG
Bijak Menggunakan Kertas: Langkah Kecil Menyelamatkan Hutan dan Mengurangi Sampah

Bijak Menggunakan Kertas: Langkah Kecil Menyelamatkan Hutan dan Mengurangi Sampah

Kertas seringkali dianggap sebagai kebutuhan sehari-hari yang tidak berbahaya. Namun, di balik setiap lembar kertas yang kita gunakan—dari buku catatan, tagihan, hingga kemasan—terdapat jejak ekologis yang signifikan. Industri kertas adalah salah satu konsumen terbesar kayu, air, dan energi di dunia, serta berkontribusi besar terhadap pembuangan limbah.

Bijak Menggunakan Kertas (atau Paperless Movement) bukan hanya tren; ini adalah tanggung jawab lingkungan yang harus kita adopsi untuk menjaga sumber daya hutan dan mengurangi polusi.


1. Dampak Buruk di Balik Lembaran Putih

Setiap kali kita membuang kertas tanpa didaur ulang, kita memperburuk tiga masalah utama lingkungan:

A. Deforestasi (Ancaman Hutan)

Meskipun banyak kertas saat ini dibuat dari bubur kayu yang berasal dari perkebunan yang dikelola, permintaan global yang masif tetap berkontribusi pada deforestasi hutan alam, terutama di daerah tropis. Hutan adalah paru-paru bumi dan habitat bagi keanekaragaman hayati.

B. Polusi dan Konsumsi Energi

Proses pembuatan kertas membutuhkan energi yang sangat besar (seringkali dari bahan bakar fosil) dan menggunakan bahan kimia pemutih yang berpotensi mencemari sumber air. Bahkan proses daur ulang pun membutuhkan energi.

C. Limbah TPA dan Gas Metana

Kertas yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan terurai dan menghasilkan gas metana. Seperti yang kita tahu, gas metana adalah gas rumah kaca yang sangat kuat, jauh lebih efektif memerangkap panas daripada karbon dioksida.


2. Tantangan “Paperless”: Mengurangi, Menggunakan Kembali, dan Mendaur Ulang

Mengurangi konsumsi kertas harus dilakukan di dua bidang utama: rumah/sekolah dan tempat kerja.

Strategi #1: Mengurangi (The Minimize Rule)

  • Beralih ke Digital: Gunakan aplikasi catatan digital (notes app), kalender elektronik, dan penyimpanan awan (cloud storage) untuk dokumen.
  • Tolak Tagihan Kertas: Pilih e-billing (tagihan elektronik) untuk listrik, air, telepon, dan bank.
  • Gunakan Reusable Cloth: Ganti tisu dapur sekali pakai dengan kain lap yang dapat dicuci.
  • Batasi Promosi: Batalkan langganan surat kabar atau pamflet yang tidak pernah Anda baca.

Strategi #2: Menggunakan Kembali (The Reuse Rule)

Ini adalah cara paling cepat untuk memperpanjang usia pakai kertas di rumah atau kantor.

  • Cetak Duplex: Selalu atur printer Anda untuk mencetak pada kedua sisi kertas (duplex printing). Jika hanya membutuhkan cetakan draf atau cepat, gunakan mode grayscale dan kualitas rendah.
  • Kertas Bekas Jadi Catatan: Kumpulkan semua kertas yang sudah terpakai satu sisi dan jadikan sebagai buku catatan coretan (scratch paper) atau memo pad.
  • Kotak Kertas Bekas: Ubah kotak bekas menjadi pembatas buku, label, atau bahan untuk kerajinan tangan sederhana.

Strategi #3: Mendaur Ulang (The Recycle Rule)

Jika kertas sudah tidak bisa digunakan kembali, langkah selanjutnya adalah mendaur ulang.

  • Pisahkan Kertas: Buat tempat sampah khusus untuk kertas. Pastikan kertas yang dimasukkan bersih dan kering (tidak berminyak atau terkena sisa makanan). Kertas yang kotor tidak dapat didaur ulang.
  • Kardus: Rantai Penting: Pastikan semua kardus (bekas paket online) dipipihkan dan dikumpulkan. Serahkan ke bank sampah atau pengepul terdekat.
  • Hindari Kertas Termal: Kertas struk kasir (termal paper) mengandung bahan kimia Bisphenol A (BPA) yang berbahaya dan seringkali tidak dapat didaur ulang. Tolak atau minimalkan struk kertas jika tidak diperlukan.

Kesimpulan: Kertas Adalah Sumber Daya Berharga

Mengubah kebiasaan menggunakan kertas membutuhkan sedikit usaha, tetapi dampaknya terhadap pelestarian hutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca sangat signifikan. Dengan mengadopsi prinsip 3R pada kertas, kita mengakui bahwa setiap lembar putih itu berasal dari sumber daya alam yang berharga, dan bukan komoditas sekali pakai yang tak terbatas. Jadikanlah kertas sebagai pilihan terakhir, bukan pilihan utam

Artikel Lainnya