Yayasan Giat Aksi Sejahtera

Logo gas PNG
Jihad Terbesar: Melawan Nafsu dan Menjaga Istiqamah

Jihad Terbesar: Melawan Nafsu dan Menjaga Istiqamah

Dalam ajaran Islam, kata “jihad” seringkali disalahpahami sebagai perjuangan fisik semata. Padahal, Rasulullah SAW pernah menyebut adanya jihad yang jauh lebih besar dan lebih berat daripada perang di medan pertempuran, yaitu Jihad Akbar—perjuangan melawan hawa nafsu dan mempertahankan keistiqamahan (keteguhan) dalam beribadah.

Jihad ini adalah pertempuran sehari-hari yang terjadi di medan hati, melawan musuh yang paling dekat dan paling berbahaya: diri kita sendiri.


Nafsu: Musuh Terbesar yang Tak Terlihat

Nafsu (an-nafs) adalah sumber dorongan dan keinginan dalam diri manusia. Ia dapat terbagi menjadi tiga tingkatan:

  1. Nafsu Ammarah Bis-Suu’ (Nafsu yang Mendorong pada Keburukan): Inilah nafsu yang menjadi musuh sejati. Ia selalu mengajak pada kemaksiatan, kelalaian, dan dosa. Melawan nafsu inilah yang menjadi inti dari Jihad Akbar.
  2. Nafsu Lawwamah (Nafsu yang Mencela): Nafsu ini muncul setelah melakukan kesalahan, yang kemudian menumbuhkan penyesalan dan keinginan untuk bertaubat. Ini adalah tanda keimanan yang masih hidup.
  3. Nafsu Muthmainnah (Nafsu yang Tenang): Inilah tingkatan tertinggi, di mana jiwa sudah mencapai ketenangan, ridha dengan ketetapan Allah, dan hanya ingin melakukan kebaikan.

Melawan nafsu yang mendorong pada keburukan (Ammarah Bis-Suu’) adalah esensi dari Jihad Akbar. Perjuangan ini menuntut konsistensi dan kewaspadaan seumur hidup.

Istiqamah: Buah dari Kemenangan Jihad Akbar

Setelah berhasil mengendalikan nafsu, langkah selanjutnya adalah Istiqamah. Istiqamah berarti keteguhan hati dalam memegang prinsip kebenaran dan konsisten dalam beramal saleh.

Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang nasihat yang paling penting dalam Islam: “Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

Menjaga istiqamah jauh lebih sulit daripada memulai suatu kebaikan. Seseorang mungkin mudah salat Dhuha sekali, tetapi konsisten melaksanakannya setiap hari selama bertahun-tahun adalah jihad yang sesungguhnya.

Istiqamah itu penting karena:

  • Lebih Dicintai Allah: Amalan yang sedikit tetapi dilakukan secara terus-menerus (istiqamah) lebih dicintai Allah daripada amalan yang banyak tetapi terputus-putus.
  • Perlindungan dari Setan: Orang yang istiqamah sulit digoda oleh setan, karena ia telah membangun benteng kebiasaan yang kuat.
  • Ketenangan Abadi: Bagi orang-orang yang istiqamah dalam kebaikan, Allah menjanjikan ketenangan di dunia dan kabar gembira di akhirat.

Kunci Menang dalam Jihad Terbesar

Untuk memenangkan pertempuran melawan nafsu dan meraih istiqamah, diperlukan strategi yang kokoh:

  1. Ikhlas dan Memperbarui Niat: Niatkan semua perbuatan hanya karena Allah. Niat yang lurus adalah bahan bakar utama untuk istiqamah dan perisai terbaik dari Riya’ (pamer) dan Ujub (bangga diri).
  2. Membiasakan Diri dengan Zikir: Zikir (mengingat Allah) adalah pengisi energi hati. Hati yang basah oleh zikir akan sulit dimasuki godaan nafsu.
  3. Lingkungan yang Mendukung: Carilah sahabat saleh dan komunitas yang mengingatkan pada kebaikan. Lingkungan yang baik adalah penolong terbesar untuk menjaga istiqamah.
  4. Muhasabah (Evaluasi Diri): Lakukan evaluasi diri secara rutin. Tanyakan pada diri sendiri: “Amal apa yang aku tinggalkan hari ini? Dosa apa yang aku lakukan?” Evaluasi ini mencegah kita terperosok lebih dalam.
  5. Doa dan Tawakal: Sadari bahwa istiqamah adalah karunia dari Allah. Perbanyak doa seperti: “Yaa Muqallibal Qulub, Tsabbit Qalbii ‘alaa Diinik” (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).

Jihad Akbar adalah pertarungan seumur hidup yang tidak pernah usai hingga ajal menjemput. Kemenangan dalam jihad ini tidak hanya menjanjikan ketenangan di dunia, tetapi juga tiket menuju kebahagiaan abadi di sisi Allah SWT.

Artikel Lainnya