Yayasan Giat Aksi Sejahtera

Logo gas PNG
Tiga Jenis Sabar

Memahami Kekuatan Sabar: Tiga Pilar Ketenangan Hati

Sabar seringkali dipahami hanya sebagai sikap pasrah saat menghadapi musibah. Namun, dalam Islam, sabar adalah sebuah konsep yang jauh lebih luas dan mendalam. Sabar adalah kekuatan batin yang terbagi menjadi tiga jenis utama, yang saling melengkapi dalam membentuk pribadi yang kuat dan beriman. Memahami ketiganya akan membuka wawasan kita bahwa sabar adalah amalan sepanjang waktu, bukan hanya saat ada kesulitan.


1. Sabar dalam Ketaatan (Sabar ‘alal Ta’at)

Ini adalah jenis sabar yang pertama dan seringkali terlupakan. Sabar dalam ketaatan berarti bersabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT secara konsisten dan ikhlas, meskipun terasa berat. Ketaatan memerlukan perjuangan melawan rasa malas, godaan hawa nafsu, dan bisikan setan.

Contohnya:

  • Melaksanakan Salat Tepat Waktu: Seringkali kita merasa malas atau lelah untuk meninggalkan pekerjaan atau istirahat demi salat. Sabar di sini adalah melawan rasa malas itu dan tetap menunaikan salat tepat waktu.
  • Berpuasa di Bulan Ramadan: Menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu selama sebulan penuh adalah bentuk kesabaran yang luar biasa dalam menjalankan perintah Allah.
  • Istiqamah dalam Ibadah Sunnah: Bersabar untuk rutin membaca Al-Qur’an, salat Dhuha, atau berzikir setiap hari, meskipun tidak ada yang melihat.

2. Sabar dalam Menghadapi Musibah (Sabar ‘alal Mushibah)

Ini adalah jenis sabar yang paling dikenal luas. Sabar dalam musibah berarti menerima segala takdir yang tidak menyenangkan dengan hati yang lapang, tanpa mengeluh atau putus asa. Jenis sabar ini mengajarkan kita untuk meyakini bahwa setiap musibah yang datang adalah ujian dari Allah SWT dan pasti ada hikmah di baliknya.

Contohnya:

  • Kehilangan Orang Tercinta: Menerima kepergian orang tua, anak, atau pasangan dengan keyakinan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
  • Mengalami Sakit: Bersabar saat tubuh didera sakit, meyakini bahwa sakit tersebut adalah cara Allah untuk menggugurkan dosa-dosa.
  • Kerugian Harta atau Pekerjaan: Menerima kenyataan kehilangan harta atau dipecat dari pekerjaan dengan tetap berbaik sangka kepada Allah dan berusaha mencari jalan keluar.

3. Sabar dalam Menjauhi Maksiat (Sabar ‘anil Ma’siyah)

Jenis sabar ini adalah benteng terkuat bagi seorang Muslim. Sabar dalam menjauhi maksiat berarti menahan diri dari godaan untuk melakukan perbuatan dosa, meskipun peluangnya sangat terbuka. Ini adalah bentuk perjuangan melawan hawa nafsu dan bisikan setan yang terus-menerus mengajak pada keburukan.

Contohnya:

  • Menghindari Ghibah (Menggunjing): Ketika ada kesempatan untuk membicarakan keburukan orang lain, sabar di sini adalah menahan lisan untuk tidak ikut serta.
  • Mengendalikan Emosi: Saat marah, kita bersabar untuk tidak berkata kasar, mencaci, atau melakukan kekerasan fisik.
  • Menjauhi Perilaku Buruk: Sabar untuk tidak mencontek saat ujian, tidak mengambil hak orang lain, atau tidak berbohong meskipun akan menguntungkan diri sendiri.

Tiga jenis sabar ini saling berkaitan dan membentuk karakter seorang mukmin yang utuh. Sabar dalam ketaatan menjadikan kita pribadi yang disiplin dan taat. Sabar dalam musibah membuat kita ikhlas dan tegar. Sementara sabar dalam menjauhi maksiat menjaga kita dari kehinaan dan dosa. Dengan mempraktikkan ketiga jenis sabar ini, kita bukan hanya menjadi orang yang lebih baik, tetapi juga lebih dekat dengan janji Allah, yaitu surga.

Artikel Lainnya