Dalam ajaran Islam, hati (qalbu) dianggap sebagai raja dan penentu kualitas seluruh amal perbuatan seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuh. Dan apabila segumpal daging itu rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan hati adalah hal yang sangat krusial. Jika hati sakit, maka amal ibadah dan perilaku sehari-hari pun akan ikut rusak.
Jenis-Jenis Penyakit Hati yang Berbahaya
Penyakit hati adalah sifat-sifat buruk yang tertanam dalam jiwa dan dapat merusak hubungan seseorang dengan Allah SWT dan sesama manusia. Beberapa penyakit hati yang paling berbahaya meliputi:
- Riya’ (Pamer atau Ingin Dilihat): Riya’ adalah penyakit hati di mana seseorang melakukan ibadah atau kebaikan bukan semata-mata karena Allah, melainkan agar dipuji atau dilihat oleh orang lain. Riya’ dapat menghapus pahala amal, bahkan dianggap sebagai syirik asghar (syirik kecil).
- Contoh: Bersedekah di depan umum dengan harapan orang lain akan memujinya sebagai dermawan, padahal niat di hatinya tidak tulus.
- Ujub (Membanggakan Diri Sendiri): Ujub adalah perasaan kagum dan bangga yang berlebihan terhadap diri sendiri atau amalnya, tanpa menyadari bahwa semua kebaikan itu berasal dari karunia Allah SWT. Ujub dapat menumbuhkan kesombongan dan meremehkan orang lain.
- Contoh: Merasa bahwa ia adalah satu-satunya yang paling rajin beribadah dan merasa amalannya sudah pasti diterima.
- Hasad (Iri Hati atau Dengki): Hasad adalah keinginan agar nikmat yang dimiliki orang lain hilang atau musnah. Penyakit ini memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar. Hasad membuat hati selalu gelisah dan tidak pernah merasa puas.
- Contoh: Merasa tidak senang saat melihat keberhasilan teman dalam pekerjaan atau pendidikan, bahkan berharap ia gagal.
- Takabbur (Sombong): Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Ini adalah penyakit hati yang paling dibenci Allah. Iblis pun diusir dari surga karena kesombongannya.
- Contoh: Enggan menerima nasihat dari orang yang dianggap status sosialnya lebih rendah, atau merasa dirinya lebih pintar dari semua orang.
- Ghadab (Pemarah Berlebihan): Walaupun marah adalah emosi alami, marah yang tidak terkontrol dan berlebihan termasuk penyakit hati yang bisa merusak akal sehat, memutus silaturahmi, dan menimbulkan penyesalan mendalam.
Cara Mengobati Penyakit Hati
Pengobatan penyakit hati memerlukan upaya yang konsisten dan sungguh-sungguh (mujahadah), karena penyakit ini berakar dalam jiwa.
- Memperkuat Tauhid dan Ikhlas: Obat utama dari semua penyakit hati, terutama riya’ dan ujub, adalah ikhlas. Caranya adalah dengan selalu mengingat bahwa semua ibadah dan amal hanya ditujukan kepada Allah SWT semata. Perbarui niat setiap kali akan beramal.
- Tafakkur (Merenung) dan Muhasabah (Evaluasi Diri): Rutin meluangkan waktu untuk merenungkan kebesaran Allah dan menyadari betapa kecilnya diri kita. Lakukan evaluasi diri setiap malam atas perbuatan yang dilakukan hari itu. Ini akan meredam kesombongan dan ujub.
- Berzikir dan Memperbanyak Doa: Zikir, seperti membaca Al-Qur’an dan memperbanyak istighfar (memohon ampunan), dapat membersihkan noda-noda hati. Doa adalah senjata utama memohon agar Allah menjauhkan kita dari sifat hasad dan sombong.
- Melatih Qana’ah dan Empati: Untuk mengobati hasad, latihlah diri untuk qana’ah (merasa cukup) atas nikmat yang dimiliki. Ubah rasa iri menjadi motivasi positif (ghibthah). Latih empati dengan mendoakan kebaikan bagi orang lain.
- Mengingat Kematian dan Akhirat: Mengingat bahwa kehidupan dunia hanya sementara dan akhirat adalah tujuan sejati dapat meredam hawa nafsu duniawi dan kesombongan, membuat kita lebih fokus pada bekal amal.
Menjaga hati tetap bersih adalah jihad terbesar seorang Muslim. Hanya dengan hati yang sehat dan bersih, amal ibadah kita akan diterima di sisi Allah SWT dan kita akan meraih ketenangan sejati di dunia dan akhirat.