Yayasan Giat Aksi Sejahtera

Logo gas PNG

Tawadhu | Sifat yang Allah Cintai

Dalam Islam, tawadhu adalah salah satu sifat yang sangat Allah cintai. Tawadhu merupakan sikap rendah hati, kerendahan diri, dan kesederhanaan dalam perilaku dan sikap seseorang. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mengapa tawadhu adalah sifat yang penting dalam Islam dan mengapa Allah sangat menyukai orang-orang yang memilikinya.

1. Tawadhu, sebagai Bentuk Ketundukan kepada Allah

Tawadhu adalah bentuk ketundukan kepada Allah. Ini adalah pengakuan akan kebesaran dan kekuasaan Allah yang Maha Esa, dan kesadaran akan kerendahan dan keterbatasan manusia. Orang yang tawadhu menyadari bahwa semua yang mereka miliki, termasuk bakat dan prestasi, adalah anugerah dari Allah.

2. Tawadhu’ Mencegah Kebanggaan dan Kesombongan

Kebanggaan dan kesombongan adalah dua sifat yang sangat tidak Allah sukai. Kebanggaan adalah ketika seseorang merasa lebih baik dari orang lain, sedangkan kesombongan adalah ketika seseorang merasa lebih baik dari Allah. Tawadhu adalah penawar yang efektif untuk sifat-sifat tersebut. Orang yang tawadhu merasa rendah hati dan tidak sombong, bahkan jika mereka memiliki prestasi atau kelebihan tertentu.

3. Tawadhu’ dalam Hubungan Sosial

Tawadhu juga berperan penting dalam hubungan sosial. Orang yang tawadhu lebih mudah berinteraksi dengan orang lain. Mereka tidak merasa lebih tinggi dari siapa pun, dan ini menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling menghormati.

4. Tawadhu’ dalam Kehidupan Sehari-hari

Tawadhu juga tercermin dalam perilaku sehari-hari. Ini termasuk kesediaan untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan pengakuan atau pujian, menjalani hidup dengan sederhana, dan bersedia untuk meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Orang yang tawadhu tahu bahwa kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan mereka bersedia untuk belajar dan bertumbuh.

5. Contoh-contoh Tawadhu’ dalam Sejarah Islam

Sejarah Islam penuh dengan contoh-contoh tawadhu yang menginspirasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah Khalifah Umar bin Khattab. Dia adalah seorang pemimpin yang sangat tawadhu, sering kali menyamar sebagai seorang rakyat biasa untuk mendengar keluhan dan kebutuhan rakyatnya. Begitu pula, Nabi Muhammad SAW adalah teladan tawadhu yang sejati. Meskipun merupakan nabi terbesar yang pernah ada, beliau tetap hidup dengan sederhana dan melayani masyarakatnya tanpa pamrih.

Tawadhu adalah adalah bentuk ketundukan kepada-Nya, penolakkan terhadap kebanggaan dan kesombongan, dan fondasi untuk hubungan sosial yang baik. Tawadhu tercermin dalam perilaku sehari-hari dan merupakan contoh yang diambil dari banyak tokoh besar dalam sejarah Islam. Sifat ini mengajarkan kita untuk hidup dengan rendah hati, berbagi, dan menghormati satu sama lain, dan dengan demikian, mendekatkan kita pada Allah. [tha]

Baca artikel menarik lainnya yayasan Giat Aksi Sejahtera https://gas.or.id/newsartikel/

Artikel Lainnya